( Oleh : Idrus Tintin )
Mak-nyah tua
tersenyum menyapa
hendak ke mane?
ucapannya
mengalun
seperti dalam
pantun
Di gerbang depan
singa batu
sudah ratusan
tahun membisu
tak hiraukan
bangunan yang ia jaga
dililit benalu
ara dan angsana
tumbuhan nestapa
dan putus-asa;
singa bisu
tak-acuhkan asap
hio yang telah selekehkan
jelaga pada surai
dan jambulnya;
sekawan kelelawar
mainkan musik
tentang
sepasang kekasih
yang bertengkar
dalam wayang cina
Di depan altar
seorang apek
berkuda-kunda kuntauw
mata terpejam
merenung di balik tembok nasib
menggenggam
harapan erat-ketat
anggukkan hio,
mulut komat-kamit,
Jangan-jangan
yang ia baca
sepotong sajak
Li-Tai-Pe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Kata Cinta Bijak Nakaku